Sunday, July 22, 2018

LOOPING (PERULANGAN)


Hello guys,
Pertemuan kali ini aku mau share tentang materi looping sederhana. Looping berarti perulangan, naah perulangan itu ibarat kehidupan kita sehari-hari seperti bangun tidur -> makan -> aktivitas dan sampai tidur lagi.. Dengan adanya looping ini lebih mempermudah kita untuk melakukan sesuatu guys, semisal di sini kita ingin mencetak "HELLO" 100 kali, maka gak mungkin kan kita menulis 100 kali :D Maka dari itu kita gunakan looping..

1. Pola yang Berulang

Sebuah proses yang berulang biasanya memiliki pola yang bisa dikenali. Pola ini muncul dari keteraturan aksi yang terdapat di dalam proses tersebut.
Contoh :
1, 2, 3, 4, 5, ...
Kita dapat melihat pola angka yang muncul yakni angka sebelumnya ditambah 1. Kalau elemen sekarang kita misalkan x, maka elemen selanjutnya adalah x  + 1  yang dinotasi algoritma kan akan seperti berikut
x ← x + 1
Dengan mengamati pola berulang yang muncul di dalam sebuah proses, kita dapat menuliskan pola tersebut sebagai sekumpulan aksi yang dilakukan berulang. Program yang lebih kompleks tidak hanya memuat konstruksi pemilihan, tetapi di dalamnya juga terdapat konstruksi pengulangan.

2. Konstruksi Pengulangan

Struktur pengulangan di dalam program terdiri atas dua bagian penting:
  1. Kondisi pengulangan, yakni ekspresi bernilai boolean yang harus dipenuhi untuk melaksanakan pengulangan. Kondisi / syarat ini ada yang dinyatakan secara eksplisit oleh pemrogram atau dikelola sendiri oleh komputer (implisit).
  2. Badan (body) pengulangan, yakni sekumpulan aksi yang diulang selama kondisi pengulangan terpenuhi.
Di samping itu, struktur pengulangan biasanya disertai dengan bagian:
  1. Inisialisasi, adalah aksi yang dilakukan sebelum pengulangan dilakukan pertama kali.
  2. Terminasi, adalah aksi yang dilakukan setelah pengulangan selesai dilaksanakan.
 Jadi, struktur pengulangan secara umum sebagai berikut :
< inisialisasi >
awal pengulangan
badan pengulangan
akhir pengulangan
< terminasi >
Yang dalam hal ini awal dan akhir pengulangan dinyatakan sebagai kata kunci yang bergantung pada jenis struktur pengulangan yang digunakan. Selain itu, <inisialisasi> dan <terminasi> adalah bagian yang opsional (tidak selalu harus dituliskan).
Di dalam algoritma, terdapat beberapa macam konstruksi pengulangan yang berbeda. Beberapa konstruksi berbeda dapat dipakai untuk persoalan yang sama, namun ada konstruksi pengulangan yang hanya cocok dipakai untuk persoalan tertentu. Pemilihan konstruksi ini dapat mempengaruhi kebenaran algoritma.
Pada banyak persoalan, jumlah pengulangan tidak diketahui dengan pasti. Yang dapat ditentukan hanyalah kondisi berhenti pengulangan, artinya instruksi-instruksi di dalam badan pengulangan diulangi sampai kondisi berhenti terpenuhi. Jenis pengulangan ini termasuk ke dalam pengulangan dengan kondisi (conditional looping).

3. Konstruksi FOR

Konstruksi FOR digunakan untuk melakukan pengulangan sejumlah kali yang telah dispesifikasikan sebelumnya. Jumlah pengulangan diketahui atau dapat ditentukan sebelum eksekusi program.
Bentuk umum konstruksi FOR ini ada 2 macam:
FOR menaik:
for pencacah ← <nilai_awal> to <nilai_akhir> do
aksi
end for
Keterangan :
  • pencacah haruslah peubah dari tipe data yang memiliki predecessor dan successor, dalam hal ini hanya integer atau karakter. Tipe riil tidak dapat digunakan sebagai pencacah.
  • aksi dapat berupa satu atau lebih instruksi.
  • nilai_awal harus lebih kecil atau sama dengan nilai_akhir. Jika nilai_awal lebih besar dari nilai_akhir, maka badan pengulangan tidak dimasuki.
  • pada awal pengulangan, pencacah diinisialisasi dengan nilai_awal. Nilai pencacah secara otomatis bertambah satu setiap kali badan pengulangan tersebut dimasuki, sampai akhirnya nilai pencacah sama dengan nilai_akhir.
  • jumlah pengulangan yang terjadi adalah nilai_akhir - nilai_awal + 1.
FOR menurun:
for pencacah ← <nilai_akhir> downto <nilai_awal> do
aksi
end for
Keterangan:
  • pencacah haruslah peubah dari tipe data yang memiliki predecessor dan successor, dalam hal ini hanya integer atau karakter. Tipe riil tidak dapat digunakan sebagai pencacah.
  • aksi dapat berupa satu atau lebih instruksi.
  • nilai_akhir harus lebih besar atau sama dengan nilai_awal. Jika nilai_akhir lebih kecil dari nilai_awal, maka badan pengulangan tidak dimasuki.
  • pada awal pengulangan, pencacah diinisialisasi dengan nilai_akhir. Nilai pencacah secara otomatis berkurang satu setiap kali badan pengulangan tersebut dimasuki, sampai akhirnya nilai pencacah sama dengan nilai_awal.
  • jumlah pengulangan yang terjadi adalah nilai_awal - nilai_akhir + 1.

4. Konstruksi WHILE

Bentuk umum konstruksi WHILe adalah:
while kondisi do
aksi
end while
Keterangan:
Sebelum memasuki badan pengulangan, kondisi diperiksa dulu apakah masih memenuhi (benar) atau sudah tidak memenuhi (salah). Aksi dikerjakan berulangkali selama kondisi masih benar (true). Jika kondisi salah (false), maka badan pengulangan tidak akan dimasuki, yang berarti pengulangan selesai.
Pengulangan suatu saat harus berhenti. Pengulangan yang tidak pernah berhenti menandakan bahwa ada algoritma yang salah. Pengulangan akan berhenti bila kondisi bernilai false. Agar kondisi berubah menjadi false, maka di dalam badan pengulangan harus ada instruksi yang mengubah nilai kondisi.
Sekilas antara FOR dan WHILE sama saja kegunaannya. Namun, WHILE memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh FOR. Pada kasus-kasus di mana jumlah pengulangan diketahui di awal program, WHILE dapat digunakan sebaik penggunaan FOR. Namun, untuk proses yang jumlah pengulangannya tidak dapat ditentukan di awal, hanya struktur WHILE yang dapat digunakan, sebab kondisi pengulangan diperiksa di awal pengulangan. Jadi, meskipun kita tidak mengetahui kapan persisnya WHILE ini berhenti, tapi kita menjamin bahwa jika kondisi bernilai salah, maka pengulangan pasti berhenti.

5. Konstruksi REPEAT

Bentuk umum konstruksi REPEAT adalah:
repeat
aksi
until kondisi
Keterangan:
Konstruksi REPEAT mendasarkan pengulangan pada kondisi yang bernilai boolean. Pemeriksaan kondisi dilakukan pada akhir setiap pengulangan. Aksi dikerjakan berulang-ulang sampai kondisi terpenuhi (bernilai true). Dengan kata lain, jika kondisi masih false, proses pengulangan masih terus dilakukan. Karena proses pengulangan suatu saat harus berhenti, maka di dalam badan pengulangan harus ada insruksi yang mengubah nilai peubah kondisi.

Kesimpulan:
1. Gunakan konstruksi WHILE pada kasus yang mengharuskan terlebih dahulu pemeriksaan kondisi objek sebelum objek tersebut   dimanipulasi.
2. Gunakan konstruksi REPEAT pada kasus yang terlebih dahulu memanipulasi objek, baru kemudian memeriksa kondisi objek tersebut.

Nah, setelah mengetahui materi tersebut maka kita bisa membuat notasi algoritma nya. Berikut adalah beberapa contoh perulangan dan juga pemrograman nya dalam bahasa C. Berikut notasi nya ↓
1.   1 2 3 4 5 6 7 8 9
//Judul looping bilangan asli
//Kamus
a ← integer
//Deskripsi
a ← 1
while (a < 10) do
{
output (a)
a ← a + 1
}
tanzz

2.  9 8 7 6 5 4 3 2 1
//Judul looping mundur
//Kamus
b ← integer
//Deskripsi
b ← 9
while ( b  ≽  1) do
 {
    output(b)
     b ← b - 1
   }
tanzz

3.  2 4 6 8 10 12 14
          //Judul looping bilangan genap
         //Kamus
          c ← integer
        //Deskripsi
         c ← 2
       while (c ≼ 14) do
       {
        output (c)
        c ← c + 2
       }
tanzz

4. 5 + 7 + 9 + 11 + 13 + 15 + 17 = ?
         //Judul looping penjumlahan bilangan ganjil
       //Kamus
         d ← integer
        jumlah ← integer
      //Deskripsi
        d ← 5
       jumlah ← 0
      while (d ≼ 17) do
      {
        jumlah  ←  jumlah + d
         if ( d < 17) then
         {
         output (d +)
         }
     else
       {
      output  (= d)
        }
    d  ← d + 2
    } output(jumlah)
tanzz

5. 19 17 15 13 11 9 7 5 3
     //Judul looping ganjil mundur
     //Kamus
        e  ← integer
     //Deskripsi
        e  ← 19
        while ( e ≽ 3 ) do
             {
              output (e)
              e  ← e - 2
            }
tanzz

 Silahkan dicoba ya, kalo ada kritik saran maupun pertanyaan bisa dikomen di kolom komentar 😁
Thank You !! Semoga bermanfaat 🙂

Sunday, June 10, 2018

MENGANALISIS KASUS PART 2 DAN PENGAPLIKASIAN DALAM PEMBUATAN NOTASI STATUS BILANGAN 4 VERSI


Hello guys!
Nah ini merupakan lanjutan dari materi ku sebelumnya, yang belum tahu bisa di klik MENGANALISIS KASUS DAN PENGAPLIKASIAN DALAM PEMBUATAN KALKULATOR SEDERHANA. 


Dari judulnya, kalian pasti berpikir "Apa sih status bilangan itu?" "Loh, bilangan punya status juga to?" Hihihi :D
Jadi, status bilangan yang aku maksud di sini itu buat nentuin apakah bilangan itu berstatus ganjil positif, atau ganjil negatif. Begitu juga dengan genap positif atau genap negatif.
Sebelum membuat notasi, kita harus tau lebih dulu cara nya biar bisa muncul itu ganjil positif atau negatif dst, yaitu dengan melihat angka nya. Jadi syarat bilangan genap sudah pasti bahwa bilangan tersebut habis dibagi 2, kalo tidak berarti bilangan tersebut ganjil. Lalu, syarat bilangan tersebut agar positif yakni bilangan itu lebih dari 0, jika kurang sudah pasti negatif.
Setelah mengetahui syarat tersebut, kita bisa membuat notasi nya. Bila ada kata-kata berupa "syarat", maka kita gunakan kondisi yaitu "if - else" dan juga bisa dengan "depend on". Berikut notasi nya ↓
//Judul
              notasi status bilangan nested if-else
//Kamus
    angka<- integer
//Deskripsi
    input (angka)
if    (angka < 0)    then
       {
    if    (angka mod 2 = 0)    then
         {
        output “negatif genap”
        }
    else
        {
        output “negatif ganjil”
        }
     }
    else if    (angka > 0)    then
            {
            if    (angka mod 2 = 0)    then
                {
                output “positif genap”
                }
            else
                  {
                output “positif ganjil”
                  }
           }
else
    {
            output “error”
    }

tanzztanzz

//Judul
              notasi status bilangan nested depend on
//Kamus
    a<- integer
   b <- integer
//Deskripsi
input (a)
depend on (a)
        {
        a <- (a < 0)    :
                {
                  output “negatif”
                 input (b)
                  depend on (b)
                    b <- 0;
                        {
                        output “negatif genap”
                        }
 }
a <- (a > 0)    :
        {
  output “positif”
  input (b)
  depend on (b)
    b <- 0;
        {
          output “positif genap”
}
}
a <- (a < 0)    :
                {
  output “negatif”
  input (b)
  depend on (b)
    b <- (b != 0);
            {
              output “negatif ganjil”
    }
        }
a <- (a > 0)    :
        {
  output “positif”
  input (b)
 depend on (b)
    b <- (b != 0);
            {
output “positif ganjil”
     }
  }
}

//Judul
              notasi status bilangan if-else dan depend on
//Kamus
    a<- integer
   b <- integer
//Deskripsi
input (a)
if    (a < 0)    then
        depend on (b)
            {
            b <- (b != 0)    :
                        {
 output “negatif ganjil”
}
            b <- (b = 0)    :
                        {
             output “negatif genap”
  }
     }
    else   if     (a > 0)    then
            depend on (b)
                {
                b <- (b != 0)    :
                            {
                             output “positif ganjil”
}
                b <- (b = 0)    :
                            {
                             output “positif genap”
}
 }
        else
            {
            output “0”
      }

//Judul
              notasi status bilangan depend on - if-else
//Kamus
    a<- integer
   b <- integer
//Deskripsi
input (a)
depend on (a)
{
a <- (a < 0)    :
        {
         output “negatif”
         if    (a mod 2 = 0)    then
         output “negatif genap”
         else
         output “negatif ganjil”
}
a <- (a > 0):
        {
         output “positif”
         if    (a mod 2 = 0)    then
         output “positif genap”
         else
         output “positif ganjil”
}
otherwise:
            {
             output “0”
     }
}
Untuk status bilangan ini ternyata bisa menggunakan berbagai versi, Silahkan dicoba guys.
Cek juga post-post ku yang lain ya ^^
Untuk kritik saran dan pertanyaan bisa dikomen di kolom komentar bawah ini 😁
Thank You !! Semoga bermanfaat 🙂

MENGANALISIS KASUS DAN PENGAPLIKASIAN DALAM PEMBUATAN KALKULATOR SEDERHANA


Hello guys,
Kali ini aku mau share tentang materi Analisis Kasus, serta penerapannya yakni dengan membuat notasi dan program Kalkulator Sederhana dalam Bahasa C

Sesuai namanya, menganalisis kasus artinya mengidentifikasi kasus-kasus apa saja yang terdapat di dalam persoalan, kondisi (syarat) yang harus dipenuhi pada setiap kasus, dan aksi yang dilakukan jika kondisi tersebut dipenuhi. Adanya analisis kasus menyebabkan terjadinya pemilihan pencabangan instruksi di dalam algoritma, bergantung pada kasus mana yang dipenuhi.
Kondisi adalah suatu ekspresi boolean yang bernilai true atau false dan menentukan aksi yang dilakukan jika kondisi tersebut berlaku (memenuhi).

Dalam menganalisis kasus, semua kasus harus dijabarkan dengan lengkap. Bergantung pada persoalannya, ada persoalan yang terdiri dari satu kasus, dua kasus, tiga kasus, atau lebih.
1. SATU KASUS
Notasi algoritma untuk analisis dengan satu kasus adalah dengan menggunakan konstruksi IF-THEN (jika - maka) yakni :
if kondisi then
      aksi
end if
Instruksi tersebut berarti bahwa aksi hanya dilaksanakan bila kondisi benar (true). Bila kondisi salah (false), maka tidak ada aksi apapun yang dikerjakan. Kata end if sengaja aku tambahin biar mempertegas awal dan akhir struktur if-then itu sendiri.

2. DUA KASUS
Konstruksi if-then hanya menyediakan satu alternatif aksi jika suatu persyaratan (kondisi) dipenuhi. Kadang-kadang kita perlu memilih melakukan aksi alternatif jika kondisi tidak memenuhi. Jadi, ada dua kasus di sini, tetapi hanya salah satu dari keduanya yang harus dipilih untuk dikerjakan. Notasi algoritma untuk masalah dengan dua buah kasus adalah dengan menggunakan konstruksi IF-THEN-ELSE (jika - maka - kalu tidak) :
if kondisi then
     aksi1
else
    aksi2
end if
Instruksi tersebut berarti bahwa aksi1 dikerjakan jika kondisi benar, sebaliknya jika kondisi salah, maka aksi2 yang akan dilaksanakan. Else menyatakan alternatif dari kondisi.

3. TIGA KASUS ATAU LEBIH
Masalah yang mempunyai tiga buah kasus atau lebih dapat dianalisis dengan konstruksi IF-THEN-ELSE bertingkat-tingkat:
if kondisi1 then
     aksi1
else
     if kondisi2 then
          aksi2
     else
          if kondisi3 then
              aksi3
         end if
   end if
end if

4. KONSTRUKSI CASE
 Untuk masalah dengan dua kasus atau lebih, konstruksi case dapat menyederhanakan penulisan IF-THEN-ELSE yang bertingkat-tingkat sebagaimana pada contoh-contoh sebelum ini. Konstruksi CASE sebagai berikut:
case (ekspresi) :
nilai1 : aksi1
nilai2 : aksi2
nilai3 : aksi3
.
.
.
nilain : aksin
otherwise : aksix
end case
ekspresi adalah sebuah aritmetika atau boolean yang menghasilkan suatu nilai (konstanta). Konstruksi case memeriksa apakah nilai dari evaluasi ekspresi tersebut sama dengan salah satu dari nilai1, nilai2, .., nilain.
Catatan : semua nilai-nilai ini harus berbeda
Jika nilai ekspresi sama dengan nilaik, maka aksik dilaksanakan. Aksi yang bersesuaian dengan nilaik dapat lebih dari satu, karena itu ia berupa runtunan. Jika tidak ada satu pun nilai ekspresi yang cocok, maka aksix setelah otherwise dikerjakan. Otherwise bersifat optional, artinya ia boleh ditulis atau tidak di dalam konstruksi case. Dalam penulisan algoritma juga biasanya ditulis dengan depend on - default. Konstruksi ini sering digunakan dalam memilih menu program. Program menawarkan sejumlah menu. Pengguna cukup mengetikkan nomor menu yang diinginkan. Setiap kali nomor menu dipilih, maka prosedur yang berasosiasi dengan nomor menu tersebut dieksekusi.

Nah, sama dengan yang akan kubahas kali ini yakni membuat notasi algoritma kalkulator sederhana. Kali ini aku akan membuat dalam 2 versi, dengan if-else dan juga case (depend on).
So lets check it out guys ↓
//Judul
    Notasi algoritma kalkulator sederhana menggunakan if else
///Kamus
    x                 ← real
    y                 ← real
  jawaban    ← real
  pilihan      ← char

///Deskripsi
pilihan       ← (1 = (+), 2 = (-), 3 = (*), 4 = (/))
    input (pilihan)
 if ((pilihan = 1) or (pilihan = 2) or (pilihan = 3) or (pilihan = 4)) then
{
input (x, y)
}
else{}
    if     (pilihan = 1)    then
        {
                      jawaban<- x + y
                     output (hasil penjumlahan)
                     output(x)
                     output(+)
                     output(y)
                     output(=)
                     output(jawaban)
        }
    else if    (pilihan = 2)    then
            {
                    jawaban ← x - y
                    output (hasil pengurangan)
                     output(x)
                     output(-)
                     output(y)
                     output(=)
                     output(jawaban)
            }
          else if    (pilihan = 3)    then
                   {
                       jawaban ← x * y
                      output (hasil perkalian)
                     output(x)
                     output(*)
                     output(y)
                     output(=)
                     output(jawaban)
                 }
                  else if    (pilihan = 4)    then
                          {
                         jawaban ← x / y
                        output (hasil pembagian)
                       output(x)
                      output(/)
                      output(y)
                     output(=)
                     output(jawaban)
                           }
                       else
                        {
                           output(“pilihan tidak ada”)
                         }
tanzz

tanzz
//Judul
    Notasi algoritma kalkulator sederhana menggunakan depend on
///Kamus
    x                 ← real
    y                 ← real
  jawaban    ← real
  pilihan      ← char

///Deskripsi
pilihan       ← (1 = (+), 2 = (-), 3 = (*), 4 = (/))
 input (pilihan)
depend on (pilihan)
{
pilihan = '1' :
                      {
                       output(penjumlahan)
input (x)
                      input(y)
                      jawaban<- x + y
                     output (hasil penjumlahan)
                     output(x)
                     output(+)
                     output(y)
                     output(=)
                     output(jawaban)
}
pilihan = '2' :
                      {
                       output(pengurangan)
input (x)
                      input(y)
                      jawaban <- x - y
                     output (hasil peengurangan)
                     output(x)
                     output(-)
                     output(y)
                     output(=)
                     output(jawaban)
}
pilihan = '3' :
                      {
                       output(perkalian)
input (x)
                      input(y)
                      jawaban <- x * y
                     output (hasil perkalian)
                     output(x)
                     output(*)
                     output(y)
                     output(=)
                     output (jawaban)
}
pilihan = '4' :
 {
output(pembagian)
input (x)
                      input(y)
                      jawaban <- x *  y
                     output (hasil pembagian)
                     output(x)
                     output(/)
                     output(y)
                     output(=)
                     output(jawaban)
}
other :
                      {
output("pilihan anda tidak ada")
}
}

tanzz
tanzz


tanzz

Ternyata hasilnya sama saja, Silahkan dicoba guys.
Cek juga post-post ku yang lain ya ^^ next post aku mau share status bilangan dengan menggunakan 4 versi dan masih di bab yang sama.
Untuk kritik saran dan pertanyaan bisa dikomen di kolom komentar bawah ini 😁
Thank You !! Semoga bermanfaat 🙂